Kapal Induk Pertama China Mulai Bertugas

Kapal induk pertama China, sebuah bekas kapal Soviet yang dibeli dari Ukraina dan diperbaharui, mulai bertugas, Selasa (25/9), kata kementerian pertahanan China di Beijing. Kapal itu diberi nama Liaoning.

Kementerian itu dalam sebuah pernyataan menyatakan, "Masuknya kapal induk itu dalam jajaran (armada perang) akan signifikan artinya dalam meningkatkan keseluruhan kapasitas pertempuran angkatan laut bangsa kita ke level yang modern."

Dengan pengoperasi kapal itu maka China menjadi anggota tetap terakhir Dewan Keamanan PBB yang memiliki kapal induk, dan hal itu terjadi saat ketegangan maritim regional meningkat.

Kapal dengan panjang 300 meter ini diberi nama sesuai nama provinsi di timur laut China yang menjadi lokasi kota pelabuhan besar Dalian, di mana kapal tersebut diperbaharui. Sebelumnya ada sejumlah spekulasi tentang apa nama kapal itu. Pensiunan Mayor Jenderal Luo Yuan menyarankan nama Diaoyu, sesuai nama wilayah kepulauan di Laut China Timur itu diklaim China, tetapi juga diklaim Jepang dengan nama Senkaku.

Kementerian pertahanan China mengatakan, kapal tersebut akan "meningkatkan kemampuan (China) mempertahankan, mengembangkan kemampuannya untuk bekerjasama di laut lepas dalam berurusan dengan ancaman keamanan non-tradisional dan akan efektif dalam membela kepentingan kedaulatan, keamanan dan pembangunan negara".

Pers lokal, Minggu, mengatakan, kapal telah diserahkan kepada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat oleh para montirnya. Pengumuman pengoperasi kapal itu terjadi pada saat sengketa maritim sedang meninggi terkait pulau-pulau Laut China Timur dan di tempat lain di kawasan Asia-Pasifik. China sejauh ini tengah bersengketa teritori dengan Jepang, Vietnam dan Filipina.

Beijing, Minggu, menunda sebuah upacara untuk menandai ulang tahun ke-40 pembentukan hubungan diplomatik dengan Tokyo. Ketegangan juga meningkat dengan Vietnam dan Filipina terkait pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Selatan.

Tahun lalu, Beijing memastikan bahwa pihaknya sedang memperbaiki bekas kapal Soviet itu, yang dulu bernama Varyag. China telah berulang kali menegaskan, kepemilikan kapal itu tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangganya dan akan digunakan terutama untuk pelatihan dan tujuan penelitian.

Namun sejumlah uji coba dengan kapal induk itu, yang sebelumnya hanya dikenal sebagai "Nomor 16", sejak Agustus 2011,  menimbulkan kekhawatiran. Kekuatan regional, termasuk Jepang dan Amerika Serikat, telah mendesak Beijing untuk menjelaskan mengapa negara itu membutuhkan kapal seperti itu.

by kompas.com

No comments:

Post a Comment