Hasil jajak pendapat bulan September atas 400 warga AS keturunan Arab
menunjukkan mayoritas mendukung Presiden Barack Obama dari Partai
Demokrat dalam pilpres tahun ini.
Ada penurunan signifikan sebesar 15 persen dibanding dukungan yang sama tahun 2008 lalu, tetapi Partai Republik juga tidak memperoleh hasil apa pun dari para warga Amerika keturunan Arab ini dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Institut Amerika Arab.
Ada kabar baik dan juga kabar buruk bagi Presiden Barack Obama dari hasil jajak pendapat terbaru atas para warga Amerika keturunan Arab yang diselenggarakan oleh Institut Amerika Arab atau AAI. Presiden AAI Jim Zogby mengatakan, Presiden Obama unggul atas mantan Gubernur Massachusetts Mitt Romney dengan selisih 24 persen.
"Khusus dalam pemilu kali ini, persaingan sengit antara Presiden Barack Obama dan penantangnya dari Partai Republik Mitt Romney terjadi, dengan hasil 52 persen banding 28 persen. Ada sekitar 5 persen yang memilih kandidat minoritas dan 16 persen yang masih ragu," ujar Zogby.
Tetapi, kabar buruk untuk Presiden Obama adalah 15 persen warga Amerika keturunan Arab yang mendukung Obama dalam pemilu tahun 2008 kini belum memastikan dukungannya bagi Obama.
Hasil jajak pendapat itu juga memberi beberapa kabar buruk bagi Mitt Romney dan Partai Republik, di mana dukungan warga Amerika keturunan Arab bagi mereka terus menurun.
Zogby menambahkan, "Dukungan bagi Partai Republik turun dari 27 persen pada tahun 2008 menjadi 22 persen, tetapi selisih dukungan bagi Partai Demokrat masih lebih dari dua banding satu dari Partai Republik, melanjutkan tren yang kita lihat dari tahun 2002 ketika selisih antarkedua partai semakin besar."
Jim Zogby mengatakan, semakin besarnya selisih dukungan warga Amerika keturunan Arab bagi Partai Republik dibanding atas Partai Demokrat dimulai tahun 2002 ketika kebijakan-kebijakan Presiden George Walker Bush di Irak dan Timur Tengah, serta isu-isu kebebasan sipil di Amerika. Bertambah banyak warga Amerika keturunan Arab—yang kini mencapai 24 persen—menyebut diri mereka sebagai kelompok independen.
Jim Zogby mengatakan, baik Partai Demokrat maupun Partai Republik telah melakukan banyak hal untuk menjangkau warga Amerika keturunan Arab dalam kampanye pemilu tahun 2012. Warga Amerika turunan Arab mencapai sekitar 0,5 persen dari jumlah pemilih yang akan menggunakan hak suara pada pemilu tanggal 6 November nanti.
Jim Zogby—sama seperti warga Amerika lainnya—mengatakan, keprihatinan utama warga Amerika keturunan Arab adalah soal lapangan pekerjaan dan ekonomi, sementara 27 persen dari mereka menilai kebijakan luar negeri juga penting.
"Ketika ditanya apa isu yang paling penting, ekonomi jelas menjadi keprihatinan utama," kata Zogby.
Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa mayoritas warga Amerika keturunan Arab merasa nyaman dengan pekerjaan mereka sekarang dan kebanyakan warga Arab yakin bahwa anak-anak mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik dibanding mereka. Tetapi, separuh warga Amerika keturunan Arab prihatin tentang beberapa bentuk diskriminasi karena asal-usul mereka.
Ada penurunan signifikan sebesar 15 persen dibanding dukungan yang sama tahun 2008 lalu, tetapi Partai Republik juga tidak memperoleh hasil apa pun dari para warga Amerika keturunan Arab ini dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Institut Amerika Arab.
Ada kabar baik dan juga kabar buruk bagi Presiden Barack Obama dari hasil jajak pendapat terbaru atas para warga Amerika keturunan Arab yang diselenggarakan oleh Institut Amerika Arab atau AAI. Presiden AAI Jim Zogby mengatakan, Presiden Obama unggul atas mantan Gubernur Massachusetts Mitt Romney dengan selisih 24 persen.
"Khusus dalam pemilu kali ini, persaingan sengit antara Presiden Barack Obama dan penantangnya dari Partai Republik Mitt Romney terjadi, dengan hasil 52 persen banding 28 persen. Ada sekitar 5 persen yang memilih kandidat minoritas dan 16 persen yang masih ragu," ujar Zogby.
Tetapi, kabar buruk untuk Presiden Obama adalah 15 persen warga Amerika keturunan Arab yang mendukung Obama dalam pemilu tahun 2008 kini belum memastikan dukungannya bagi Obama.
Hasil jajak pendapat itu juga memberi beberapa kabar buruk bagi Mitt Romney dan Partai Republik, di mana dukungan warga Amerika keturunan Arab bagi mereka terus menurun.
Zogby menambahkan, "Dukungan bagi Partai Republik turun dari 27 persen pada tahun 2008 menjadi 22 persen, tetapi selisih dukungan bagi Partai Demokrat masih lebih dari dua banding satu dari Partai Republik, melanjutkan tren yang kita lihat dari tahun 2002 ketika selisih antarkedua partai semakin besar."
Jim Zogby mengatakan, semakin besarnya selisih dukungan warga Amerika keturunan Arab bagi Partai Republik dibanding atas Partai Demokrat dimulai tahun 2002 ketika kebijakan-kebijakan Presiden George Walker Bush di Irak dan Timur Tengah, serta isu-isu kebebasan sipil di Amerika. Bertambah banyak warga Amerika keturunan Arab—yang kini mencapai 24 persen—menyebut diri mereka sebagai kelompok independen.
Jim Zogby mengatakan, baik Partai Demokrat maupun Partai Republik telah melakukan banyak hal untuk menjangkau warga Amerika keturunan Arab dalam kampanye pemilu tahun 2012. Warga Amerika turunan Arab mencapai sekitar 0,5 persen dari jumlah pemilih yang akan menggunakan hak suara pada pemilu tanggal 6 November nanti.
Jim Zogby—sama seperti warga Amerika lainnya—mengatakan, keprihatinan utama warga Amerika keturunan Arab adalah soal lapangan pekerjaan dan ekonomi, sementara 27 persen dari mereka menilai kebijakan luar negeri juga penting.
"Ketika ditanya apa isu yang paling penting, ekonomi jelas menjadi keprihatinan utama," kata Zogby.
Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa mayoritas warga Amerika keturunan Arab merasa nyaman dengan pekerjaan mereka sekarang dan kebanyakan warga Arab yakin bahwa anak-anak mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik dibanding mereka. Tetapi, separuh warga Amerika keturunan Arab prihatin tentang beberapa bentuk diskriminasi karena asal-usul mereka.
by kompas.com
No comments:
Post a Comment